2.
Pekerjaan
Struktur Bawah (Pondasi)
Tips
Pekerjaan Pondasi
Agar
didapat pondasi bangunan yang kuat, maka tips berikut dapat dilakukan :
1. Mengetahui jenis-jenis pondasi
bangunan :
a.
Pondasi
Bore Pile
Umumnya
dilaksanakan pada bangunan yang terletak di tengah kota atau dekat dengan
perumahan penduduk yang padat sehingga meminimalisir getaran pemancangan
pondasi dan lebih ramah lingkungan.
b.
Pondasi
Tiang Pancang Beton (Concrete Pile)
Umumnya
dilaksanakan pada bangunan yang terletak jauh dari perumahan penduduk sehingga getaran
pemancangan pondasi yang tinggi tidak merusak perumahan sekitar.
c.
Pondasi
Strauss Pile
Pondasi
strauss pile ini termasuk kategori pondasi
dangkal. Pondasi jenis ini biasanya
digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misalnya untuk rumah
tinggal atau bangunan lain yang memiliki bentang antar kolom tidak panjang.
d.
Pondasi
Raft
Pondasi
rakit (raft foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit melebar
keseluruh bagian dasar bangunan, yang digunakan untuk meneruskan beban bangunan
ke lapisan tanah dasar atau batu-batuan di bawahnya. Pondasi rakit biasanya
juga dipakai untuk ruang-ruang bawah tanah (basement) yang dalam, baik untuk
menyebarkan beban kolom menjadi distribusi tekanan yang lebih seragam dan untuk
memberikan lantai buat ruang bawah-tanah. (http://listiyonobudi.blogspot.com)
e.
Pondasi
Batu Kali
Pondasi
ini biasanya dibangun menerus mengelilingi denah bangunan yang berfungsi
mendistribusikan beban dinding dan kolom supaya beban bangunan tersebar merata.
f.
Pondasi
Sumuran
g.
Pondasi
Sarang Laba-laba
h.
Pondasi
Talapak / Lajur
2. Memilih salah satu jenis pondasi yang
tepat untuk bangunan yang akan dikerjakan. Pemilihan jenis pondasi sangat
tergantung dengan kondisi tanah. Sebelum memilih jenis pondasi yang akan
digunakan, kondisi tanah harus terlebih dahulu ditentukan. Penentuan kondisi
tanah melalui soil test yang dapat dilakukan oleh kontraktor atau konsultan
ahlinya. Setelah jenis tanah berhasil ditentukan barulah jenis pondasi dipilih
dengan juga mempertimbangkan jenis bangunan (1 lantai atau 2 lantai atau lebih).
Dengan melihat kedalamanya jenis pondasi-pondasi
tersebut diklasifikan menjadi dua (2) jenis yaitu : (1) Pondasi Dangkal
(Shallow foundations), disebut juga ‘pondasi menyebar’, termasuk dudukan umpak
(‘pondasi terisolasi’), pondasi memanjang, pondasi tapak
dan pondasi raft. (2) Pondasi Dalam (Deep foundations). Pondasi
dalam termasuk tiang pancang, bor pile ,
dinding diafragma dan caissons.
3. Menyiapkan lahan pekerjaan, dilakukan
oleh pelaksana pekerjaan
4. Mempersiapkan material pondasi, baik
itu tiang pancang, atau pondasi cast in situ dengan mempersiapkan fabrikasi
besi, dsb
5. Mempersiapkan alat-alat yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pondasi
6. Marking dan setting out posisi
pondasi
7. Melakukan cek vertikaliti pondasi,
cek data kalendering, dan level top pondasi
8. Pondasi yang mengerjakan pengecoran
cast in situ, sebaiknya memperhatikan kapasitas/jumlah volume beton yang bisa
disupply dalam satu hari, dan merencanakan tahapan-tahapan pengecoran
9. Pondasi yang menggunakan material
pancang precast, sebaiknya memperhatikan ketersediaan material di pabrik dan
pengiriman material, serta mempersiapkan areal sehingga meterial di tempatkan
ditempat yang baik agar material pancang tidak retak atau patah.
Diadopsi dari beberapa sumber, semoga bermanfaat..
Diadopsi dari beberapa sumber, semoga bermanfaat..