Kamis, 30 Mei 2013

MANAJEMEN PROYEK

MANAJEMEN PROYEK

Industri konstruksi menjadi sebuah industri yang vital bagi sebuah bangsa. Konstruksi adalah industri yang menyokong keterbangunan infrastrukstur, serta industri manufaktur.  Dalam setiap pekerjaan konstruksi diperlukan keterampilan management of engineering yang dapat diaplikasikan dalam setiap pekerjaan konstruksi.
Sebuah pekerjaan konstruksi, yang sering disebut proyek, adalah sebuah identity yang unique, dimana setiap tahap-tahap, metode, dan pelaksanaan di lapangan memiliki keunikan tersendiri di dalamnya. Pengelolaan sebuah proyek adalah sebuah ‘seni’ mengelola sumber daya (resources) yang dimiliki, antara lain sumber daya tenaga, sumber daya material, sumber daya peralatan, dan sumber daya finansial; dalam setiap tahapan, mulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, hingga tahapan pengendalian proyek.
Tahapan pertama pada pengelelolaan/ manajemen proyek yang dilaksanakan oleh penyedia jasa konstruksi adalah tahapan perencanaan. Ada beberapa kegiatan yang menjadi bagian dari tahapan perencanaan proyek, meliputi :
1.    Mempelajari dokumen kontrak proyek, spesifikasi, gambar dan dokumen lain yang menyangkut dengan proyek yang akan dikerjakan
2.    Melakukan survey awal di area kerja untuk mengetahui kondisi detail site yang akan dikerjakan
3.    Mengamati dan mengidentifikasi permasalahan yang ada di lingkungan tempat kerja, baik itu aspek teknis, aspek lingkungan maupun aspek sosial
4.    Menyusun metode pelaksanaan proyek, setiap item pekerjaan seperti galian, pengecoran, finishing dan lain-lain, serta menyusun schedule pelaksanaan proyek
5.    Menyusun kebutuhan sumber daya proyek antara lain :
a.    Kebutuhan dan jadwal pengadaan bahan/material konstruksi
b.    Kebutuhan dan jadwal pengadaan alat konstruksi
c.    Kebutuhan dan jadwal pengadaan tenaga kerja konstruksi
d.    Kebutuhan dan jadwal pengadaan Sub Pelaksana konstruksi
6.    Membuat rencana fasilitas lapangan sementara (temporary site facilities)
Tahapan kedua pada pengelelolaan/ manajemen proyek adalah tahapan pelaksanaan proyek. Di dalam melaksanakan sebuah proyek, terdapat aspek-aspek yang perlu diperhatikan yang meliputi dua hal, yaitu  Aspek Teknik dan Aspek Non Teknis.
1.    Aspek Teknik (Technical Aspect) adalah aspek yang berkenaan dengan teknis kegiatan proyek yang meliputi :
a.    Lingkup pekerjaan (scope of work),
Lingkup Pekerjaan merupakan batasan pekerjaan yang dilaksanakan dalam sebuah proyek. Adapun yang menjadi acuan dalam lingkup pekerjaan yang dilaksanakan adalah lingkup pekerjaan yang secara jelas dinyatakan di dalam kontrak. Lingkup pekerjaan ini menjadi dasar dalam memilih metode pelaksanaan pekerjaan dan mengendalikan biaya kontrak. Setelah mengetahui lingkup pekerjaan yang dilaksanakan dan tertuang di dalam kontrak, selanjutnya perlu dilakukan kegiatan-kegiatan dalam rangka merinci/ mendetailkan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan, antara lain volume pekerjaan dan spesifikasi teknis pekerjaan dan material.
b.    Metode pelaksanaan pekerjaan (Method of work)
Metode pekerjaan adalah cara bekerja dengan menggunakan segenap sumber daya yang ada, baik sumber daya tenaga, sumber daya material dan alat untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan efektif dan efisien. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Proyek  yang telah disusun pada tahapan perencanaan proyek selanjutnya menjadi acuan teknis pekerjaan di site. Namun demikian, kadangkala terdapat kondisi dimana metode perencanaan yang telah disusun terkendala pelaksanaannya di lapangan. Oleh karena itu diperlukan rapat koordinasi secara periodik, baik harian maupun mingguan, untuk membicarakan metode dan teknis pekerjaan di lapangan sehingga didapatkan metode pekerjaan yang aplicable  dan tentu saja diharapkan lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaannya di site.
c.    Kualitas pekerjaan (Quality),
Kualitas pekerjaan berkenaan dengan pelaksanaan monitoring dan pengendalian pekerjaaan agar didapatkan hasil pekerjaan yang bermutu tinggi.
d.    Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Schedule),
Jangka waktu pelaksanaan proyek dan pengendalian terhadap batasan-batasan waktu setiap item pekerjaan.
2.    Aspek Non Teknis, antara lain administrasi kontrak, finansial termasuk pajak dan asuransi, serta aspek sosial
Tahapan ketiga pada pengelelolaan/ manajemen proyek adalah tahapan pengendalian/ evaluasi proyek yang dilakukan secara periodik bersamaan dengan tahapan pekerjaan proyek. Tahapan pengendalian ini dilaksanakan dengan tujuan bagaimana pengelolaan proyek dapat mencapai visi atau target yang telah ditetapkan, yaitu dapat dipenuhinya schedule pekerjaan, dapat diselesaikannya produk proyek konstruksi yang bermutu baik, ramah lingkungan, serta dapat diraihnya profit atau keuntungan.
Diolah dari berbagai sumber, semoga bermanfaat..





Langkah-langkah Membuat Rencana Anggaran Biaya Proyek


Langkah-langkah Membuat Rencana Anggaran Biaya Proyek

Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek, terutama proyek konstruksi oleh penyedia jasa atau jalan penyedia jasa konstruksi, dimulai sejak suatu diproyek dilaksanakan prosedur tender / lelang. Pada tahap tender/pelelangan proyek ini, rencana anggaran biaya proyek yang dihitung oleh penyedia jasa konstruksi mengacu pada :
-          Dokumen tender, dimana terdapat lampiran daftar kuantitas/ bill of quantity (BOQ)
-          Harga Perkiraan Sendiri (HPS) / Owner Estimate

Penyedia jasa konstruksi memulai menghitung tender proyek dengan melihat daftar kuantitas (BOQ) yang terdapat di dalam dokumen tender. Selanjutnya langkah-langkah yang perlu dilaksanakan dalam penyusunan rencana anggaran biaya antara lain :

1.       Penyedia jasa konstruksi hendaknya memperhatikan besaran volume masing-masing item pekerjaan. Pada item pekerjaan mana yang menjadi pekerjaan dominan/ mata pekerjaan utama dari suatu pekerjaan konstruksi.

2.       Mengevaluasi volume yang terdapat dalam daftar kuantitas/BOQ dengan gambar. Pada beberapa proyek, terdapat perbedaan volume pada daftar kuantitas/BOQ dengan gambar yang diberikan. Untuk proyek yang sifatnya lumpsum, maka perhitungan volume masing-masing pekerjaan harus dihitung sebelum penawaran harga. Sedangkan proyek yang sifatnya unit price, perbedaan volume bisa diklaim dengan additional work/CCO ketika proyek telah dilaksanakan.

3.       Memperhatikan spesifikasi teknis pekerjaan dan spesifikasi teknis material.

4.   Mencari rekanan baik supplier maupun sub pelaksanan konstruksi yang dapat mensupply material atau pekerjaan sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta.

5.       Melakukan survei lokasi pekerjaan dan mencari informasi sumber quarry material lokal terdekat.

6.       Menganalisa setiap item pekerjaan. Untuk analisa setiap item pekerjaan, pada beberapa tender proyek telah diberikan analisa setiap detail analisa pekerjaan, baik itu koefisien pekerja, koefisien bahan, koefisien alat. Bila menemukan jenis tender proyek  seperti ini, maka penyedia jasa konstruksi dapat langsung menggunakan analisa koefisien ini dan menghitung harga satuan dan jumlah harga setiap item pekerjaan.
Namun, pada tender proyek yang tidak diberikan analisa masing-masing pekerjaan, maka penyedia jasa konstruksi dapat menggunakan analisa standar SNI, atau menggunakan analisa sendiri dengan menghitung detail analisa teknis pekerjaan yang mencakup detail analisa teknis pekerja, detail analisa teknis material, dan detail analisa teknis alat, sehingga didapat koefisien masing-masing item pekerjaan.

7.       Bila harga satuan pekerjaan, dan jumlah/ rekap harga pekerjaan telah didapatkan, maka penyedia konstruksi dapat membandingkan rekap biaya pekerjaan yang telah dihitung dengan harga perkiraan sendiri (HPS)/ owner estimate.

8.       Dengan melakukan perbandingan rekap biaya pekerjaan dengan owner estimate maka penyedia jasa konstruksi dapat mengevaluasi kembali analisa item pekerjaan, harga satuan masing-masing pekerjaan, untuk selanjutnya dikonversi menjadi rekapitulasi penawaran pekerjaan. Jangan lupa untuk mengkalkulasi pula keuntungan/ profit yang ingin didapatkan, serta biaya-biaya pelaksanaan pekerjaan yang tidak terdapat pada BOQ.

Sekian tips langkah-langkah membuat RAB proyek konstruksi, semoga bermanfaat.@herirusdi

Menyusun Schedule Pelaksanaan Pekerjan Proyek


Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjan (Schedule)

Untuk Menyusun Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Schedule) langkah-langkah yang perlu kita persiapkan antara lain sebagai berikut :
1. Mengetahui Lingkup Pekerjaan (Scope of Work)
Lingkup pekerjaan dapat kita ketahui dari Bill of Quantity
2.    Mengetahui tahap demi tahap pekerjaan
Tahapan pekerjaan dapat kita ketahui dari Metode Pelaksanaan Pekerjaan.
Dari tahapan tersebut dapat kita buat draft Network Planning
3.    Mengetahui berapa lama pekerjaan dapat diselesaikan
Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dapat kita ketahui dari analisa teknis pekerjaan di bagian rincian analisa Bill of Quantity.
Dari waktu penyelesaian setiap item pekerjaan, kita dapat menginput dalam grant chart
4.    Memasukkan analisa draft Network Planning ke dalam grant chart
5. Membuat kurva-S pekerjaan dan melihat hasil kurva-S kemudian menganalisa nya (membuat waktu tambah atau kurang atau pembagian persentase pekerjaan)
6.    Untuk pekerjaan yang terdapat batasan waktu (milestone), dibuat pula millstone pekerjaan
Dari poin 4, 5, dan 6 akan didapat :
->Bar chart
->Kurva-S
->Network Planning (dengan mengaktifkan command network planning)
->Chritical Path Methode (kelihatan dari NWP yang ditampilkan)

Semoga Bermanfaat