Senin, 24 Juni 2013

Pekerjaan Gedung _ Metoda Pelaksanaan (2)

2.   Pekerjaan Struktur Bawah (Pondasi)
Tips Pekerjaan Pondasi
Agar didapat pondasi bangunan yang kuat, maka tips berikut dapat dilakukan :
1.    Mengetahui jenis-jenis pondasi bangunan :
a.    Pondasi Bore Pile
Umumnya dilaksanakan pada bangunan yang terletak di tengah kota atau dekat dengan perumahan penduduk yang padat sehingga meminimalisir getaran pemancangan pondasi dan lebih ramah lingkungan.
b.    Pondasi Tiang Pancang Beton (Concrete Pile)
Umumnya dilaksanakan pada bangunan yang terletak jauh dari perumahan penduduk sehingga getaran pemancangan pondasi yang tinggi tidak merusak perumahan sekitar.
c.    Pondasi Strauss Pile
Pondasi strauss pile ini termasuk kategori pondasi dangkal. Pondasi jenis ini biasanya digunakan pada bangunan yang bebannya tidak terlalu berat, misalnya untuk rumah tinggal atau bangunan lain yang memiliki bentang antar kolom tidak panjang.
d.    Pondasi Raft
Pondasi rakit (raft foundation) adalah pelat beton yang berbentuk rakit melebar keseluruh bagian dasar bangunan, yang digunakan untuk meneruskan beban bangunan ke lapisan tanah dasar atau batu-batuan di bawahnya. Pondasi rakit biasanya juga dipakai untuk ruang-ruang bawah tanah (basement) yang dalam, baik untuk menyebarkan beban kolom menjadi distribusi tekanan yang lebih seragam dan untuk memberikan lantai buat ruang bawah-tanah. (http://listiyonobudi.blogspot.com)
e.    Pondasi Batu Kali
Pondasi ini biasanya dibangun menerus mengelilingi denah bangunan yang berfungsi mendistribusikan beban dinding dan kolom supaya beban bangunan tersebar merata.
f.     Pondasi Sumuran
g.    Pondasi Sarang Laba-laba
h.    Pondasi Talapak / Lajur
2.    Memilih salah satu jenis pondasi yang tepat untuk bangunan yang akan dikerjakan. Pemilihan jenis pondasi sangat tergantung dengan kondisi tanah. Sebelum memilih jenis pondasi yang akan digunakan, kondisi tanah harus terlebih dahulu ditentukan. Penentuan kondisi tanah melalui soil test yang dapat dilakukan oleh kontraktor atau konsultan ahlinya. Setelah jenis tanah berhasil ditentukan barulah jenis pondasi dipilih dengan juga mempertimbangkan jenis bangunan (1 lantai atau 2 lantai atau lebih). Dengan melihat kedalamanya jenis pondasi-pondasi tersebut diklasifikan menjadi dua (2) jenis yaitu : (1) Pondasi Dangkal (Shallow foundations), disebut juga ‘pondasi menyebar’, termasuk dudukan umpak  (‘pondasi terisolasi’), pondasi memanjang, pondasi tapak  dan pondasi raft. (2) Pondasi Dalam (Deep foundations). Pondasi dalam  termasuk tiang pancang, bor pile ,  dinding diafragma dan caissons.
3.    Menyiapkan lahan pekerjaan, dilakukan oleh pelaksana pekerjaan
4.    Mempersiapkan material pondasi, baik itu tiang pancang, atau pondasi cast in situ dengan mempersiapkan fabrikasi besi, dsb
5.    Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pondasi
6.    Marking dan setting out posisi pondasi
7.    Melakukan cek vertikaliti pondasi, cek data kalendering, dan level top pondasi
8.    Pondasi yang mengerjakan pengecoran cast in situ, sebaiknya memperhatikan kapasitas/jumlah volume beton yang bisa disupply dalam satu hari, dan merencanakan tahapan-tahapan pengecoran

9.    Pondasi yang menggunakan material pancang precast, sebaiknya memperhatikan ketersediaan material di pabrik dan pengiriman material, serta mempersiapkan areal sehingga meterial di tempatkan ditempat yang baik agar material pancang tidak retak atau patah.

Diadopsi dari beberapa sumber, semoga bermanfaat..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar